Narasumber : http://www.kisahteladan
“Tenang
sudah hidup saya…” ia menghela nafasnya panjang seakan itu tarikan
terakhirnya. Puas sekali, bukan, sangat puas bahkan yang tergambar di
wajahnya. Binar matanya menyiratkan kebahagiaan hidup yang dijalaninya
selama bertahun-tahun.
Ia
memiliki isteri yang cantik, yang menjadi perantaran kelahiran seorang
putri jelita serta tiga ksatria kecilnya. Rumah besar, berhalaman dan
latar belakang yang luas. Kolam renang yang menyegarkan di kelilingi
taman bunga yang indah menenteramkan pandangan. Bekerja dengan
penghasilan yang takkan pernah habis hingga tanggal gajian berikutnya
tiba, mobil mewah, serta beragam kenikmatan dunia lainnya yang tak
dimiliki separuh lebih penduduk bumi ini.
“Apa yang membuat Anda tenang?” saya memberanikan diri bertanya kepadanya.
“Saya
sudah mengasuransikan diri dan keluarga. Jika saya atau isteri dan
anak-anak sakit, tidak perlu pusing memikirkan biaya rumah sakit. Berapa
pun, akan ditanggung oleh asuransi,” jelasnya.
“Itu saja?”
“Oo
tidak! Bahkan saya sudah mengasuransikan rumah, mobil dan seluruh harta
yang saya miliki. Sehingga kalau pun rumah kebakaran, mobil hilang,
saya tidak akan merasa sedih…”
“Apa lagi…?”
“Tentu
saja saya memiliki asuransi pendidikan untuk anak-anak sampai mereka
meraih gelar doktor. Selain itu, terpenting dari semuanya, asuransi jiwa
terbaik pun sudah saya pilih. Jika saya meninggal nanti, isteri dan
anak-anak akan mendapatkan dana asuransi hingga setengah milyar. Lebih
dari cukup, sekadar menambah tabungan yang ada saat ini… indah bukan?”
Saya
mengangguk. Mencoba memahami makna ketenangan hidup yang dinikmatinya.
Sejurus kemudian, “Ada satu lagi asuransi yang belum Anda miliki…”
Ia
tertegun. Dahinya mengerut, menerka-nerka apa yang saya pikirkan. Namun
ia tak berhasil. Karena menurutnya, segala jenis program asuransi sudah
dimilikinya.
“Ini program asuransi yang baru. Belum ada di perusahaan asuransi manapun,” saya membuatnya penasaran.
“Coba
bandingkan, apakah asuransi jiwa yang Anda miliki bisa dinikmati
sendiri setelah kematian Anda? Ya, Anda sendiri yang menikmatinya, bukan
ahli waris Anda. Apakah asuransi Anda memberi kesempatan perlindungan
di akhirat nanti?” ia semakin bingung.
“Bagaimana
mungkin saya yang sudah mati bisa menikmatinya? Program asuransi macam
apa itu? Bank mana yang mengeluarkan program itu? Berapa preminya per
bulan?” sederet pertanyaan pun mengalir.
Nalarnya
memang takkan pernah sampai. Memang belum pernah ada sebelumnya
asuransi yang bisa dinikmati sendiri oleh si pemegang polis setelah
kematiannya. Bagaimana mungkin orang yang sudah mati bisa menikmati
klaim asuransi?
***
Yang
dimaksud di sini memang bukan asuransi biasa. Premi yang dibayarkan
berupa amal shaleh, dan ilmu yang terus dibagi kepada siapapun. Membuat
Allah tersenyum, adalah asuransi dahsyat yang tanpa kita klaim pun,
hasilnya boleh kita nikmati sesudah kematian menjemput.
Satu
hal lagi bentuk investasi yang sangat menguntungkan dunia akhirat,
yakni jika memiliki anak, bimbinglah agar tetap shaleh hingga dewasa, ia
akan meringankan beban orang tuanya dengan doa yang tak henti
dipintanya. Tahukah Anda, anak-anak itu senantiasa berdoa, “Ya Allah,
ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku. Sayangilah mereka seperti
mereka menyayangiku di waktu kecil”. Indah bukan?
Tertarik? Mulailah detik ini juga!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tafsir Al-Quran:
0 komentar:
Posting Komentar